Tari Klasik Gaya Yogyakarta Beksan Lawung Ageng
BEKSAN LAWUNG AGENG
Fungsi
Tari Beksan Lawung berfungsi untuk kompenen utama dalam acara upacara yang hanya boleh diselenggarakan di waktu waktu tertentu seperti ulang tahun raja, ulang tahun penobatan, pernikahan putra putri sultan, menyambut tamu kehormatan, atau saat saat yang dianggap istimewa.
Makna
Tari Beksan Lawung memiliki makna jiwa patriotisme, ketiaan, kejujuran, dan bela negara para prajurit.
Sejarah
Beksan Lawung Ageng merupakan sebuah tarian yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana 1 untuk mendukung legimitasi kekuasaan suatu negara yang baru berdiri. Sri Sultan Hamengku Buwana 1 membutuhkan simbol budaya tertentu. Namun, ketika penjajah Belanda memasuki wilayah nusantara, kekuasaan raja tidaklah lagi penuh karena harus melayani kepentingan pihak Belanda (Tinarsidharta, 2015) Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792) yang terinspirasi perlombaan watangan. Watangan adalah latihan ketangkasan berkuda dan memainkan tombak yang biasa dilakukan oleh Abdi Dalem Prajurit pada masa lalu.
Perlengkapan
- Tata Busana
Busana tarian pada Tari Beksan Lawung Ageng memang cukup sederhana berupa pakaian tradisional khas Yogykarta yaitu , kain cinde untuk ccelana pendek, kain batik untuk kain samping/selendang, mengenakan penutup kepala berupa blangkon, sampur, lonthong, kaweng, bara, serta aksesori lain seperti sumping, kalung, buntal, kelat, dan lainnya - Tata Rias
Pada Tari Beksan Lawung Ageng menggunakan tata rias karakter - Properti
1. Lawung atau tombak
2. Keris
3. Teken
Perkembangan Beksan Lawung Ageng – UKM Swa
https://www.romadecade.org/tari-lawung/#!
: https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/16/100000469/beksan-lawung-ageng-tarian-pusaka-keraton-yogyakarta?page=all.
Komentar
Posting Komentar